Moto Dares!

Rabu, 04 Januari 2012

"Perbincangan Kobra dan Gagak" - Sebuah Kritik Tentang Pemakaian Bahasa yang salah di Indonesia.

Kobra : Hahahahaha... lihatlah ! begitu indah masa ini.  Pembongkaran dan perenovasian tidak hanya berlaku untuk gedung gedung di tengah kota, tapi bahasa pun sudah dirombak sedemikian rupa untuk mengikuti tuntutan mode jaman sekarang, bersukurlah kamu, wahai paara manusia yanghidup di masa ini, ideologi2 dan pemikiran kuno pun sudah mulai berhenti menjamur di kalangan anak remaja, berbahagialah, oh berbahagialah !!


Gagak : Hahaha kau kira lucu? Semua ini salah sasaran , seharusnya pembongkaran dan perenovasian terjadi dihati para remaja masa kini! Bukannya pada bangunan dan bahasa, yang sudah benar dan tak perlu dirombak lagi, ladang dan sawah para petani sekarang sudah ditanami tembok-tembok beton , kau malah tertawa? Dan terlebih aku justru ironis melihat bahasa remaja zaman sekarang yang katanya sih ‘Gaul’ padahal? Hahaha menyedihkan...


Kobra : Justru neraca keseimbangan itu yang diperlukan, jangan sekali2 menyalahkan bangunan, apa kau mau menjalani hidup dengan membangun gubuk2 d tengah sawah? Hah ? salah sasaran ? mudahnya kau berbicara ttg sasaran, sedangkan kau tak paham titik sasarannya, titik sasaran saat ini adalah berjalan seiring dengan mode dan teknologi. Apa kau mau bangsa kita hanya menjadi bahan lelucon negara lain karna dianggap bangsa yang :katrok’ ?


Gagak : Aku tak pernah menyalahkan apapun! Terlebih menyalahkan pembangunan di negara kita yang hanya menjurus ke kota-kota besar! Aku hanya tak bisa menerima paksaan dari negara-negara kapitalis yang berhubungan dengan pembangunan dan teknologi seperti ini... haha aku lebih memilih hidup ditengah ladang , yang setiap paginya disapa embun-embun berkejaran, diselimuti hujan senja... bahkan aku tak takut bila gubukku akan roboh dan runtuh  diterpa angin dan badai! toh yang kutakutkanpun selama ini telah terjadi... Runtuhnya atap Bahasa dan hilangnya karakter komunikasi oleh rakyat kita.. terlebih para remaja... hihihihi


Kobra : Sebut dirimu bukan pendusta , bila kau tak mau sedikitpun tersentuh oleh teknologi, mau naik haji pake becak ? atau dokar ? hhhmmm..runtuhnya atap bahasa ? untuk apa memikirkan kerutuhan atap, bila sebentar lagi pilarpilar yang kokoh akan mulai tumbuh. Bahasa kita akan semakin bercabang, semakin banyak, semakin luas, dan kita tak akan lagi bingung untuk memilih kosakata, dan itu semua, berkat remaja masa kini bung !
Aku bukan menolak teknologi teman... aku hanya menyesalkan adanya penjamuran alat2 teknologi asing yang merubah sifat saudara saudari kta menjadi sosok konsumtif! Kau pasti tau kan , budaya itu bersifat ‘Dinamis’ , pasti bergerak sesuai zaman... namun lihat sema yang ada didepanmu kawan! Apa semua itu wajar? Ha?


Gagak : Pilar baru katamu? Mana ada pilar baru dalam bahasa kita kawan? Apa kini ada pilar2 sekokoh bj jasin, c.anwar, soetardji, dan kawan2nya? Wkwkwkw . setauku bahasa kita semakn bercabang akibat adanya bahasa adat dan bahasa pinggiran... dan sema itu murni dari bangsa kita! Bukan meluas karena adanya bahasa-bahasa ambigu dari negara asing... bila kau bilang semua itu berkat remaja masa kini... aku kira itu salah besar bung! Remaja hanyalah mangsa empuk dari negeri sebrang untuk menghancurkan bangsa kita! Hahahaha


Kobra : Apa yang kau maksudkan dgn bahasa pinggiran ? menyesalkan adanya penjamuran teknologi ? oh ya ? hahahaha..  sebaiknya kau berkata demikian setelah tak lagi menyentuh facebook,twitterrr,, apa kau belum jga sadar ? berapa kali sehari kau mengkomsusi datadata dari mbah google
?  berhentilah berbicara tentang kemurnian sebelum kau dapat memastikan bahwa kau akan berkomunikasi dengan pacarmu dengan bahasa yg baku ?
Remaja bukan rela untuk dijadikan mangsa empuk,, tapi mereka tidak mau lagi terinjak injak oleh negara lain.  Ingat, kita sudah merdeka ! tak ada lagi yang boleh menginjak injak rakyat kita, baik itu fisik maupun mental !


Gagak : Bahasa pinggiran adalah bahasa adat yang akhirnya dibakukan , diresmikan sebagai bahasa indonesia... kobra, aku hanya menyesalkan bertubi-tubinya alat2 teknologi yang masuk ke dalam negri kita... bukannya menolak adanya wadah-wadah dimana aku bisa menggali pengetahuanku lebih dalam lagi... aku juga Remaja asli indonesia... yang pasti tidak mau disebut kampungan... yaa astinya aku mempunyai jejaring sosial , sama denganmu... haha. Pada pacarku? Tentunya aku memakai bahasa tidak baku... namun sebisaku aku tidak menjamah bahasa nonbaku yang made in china , atau made in mana lah... aku tetep cinta produk dalam negeri... haha... kobra.. kalau kau berbicara tentang kemerdekaan... bangsa kita memang sudah merdeka secara ‘dejure’ , namun secara ‘defacto’ pun kurasa belum... kalau kita sudah merdeka.. kita pasti mampu memproduksi alat2 teknologi dan elektronik tanpa mengimport dari luar... dan kalau kita memang sudah  benar2 merdeka... pasti kita tak pernah mengeksport emas,padi,dan kelapa sawit pada mereka... sedangkan rakyat kita sendiri termarjinalkan...


Kobra : Menyesalkan alat2 teknologi ? apa salahnya, selama itu bermanfaat, apa kau mau berideolologi sama dengan mereka mereka yang menebut teknologi sebagai “bid’ah” , kalau iya, segera panjangkan jenggotmu. Dan berhentilah memakai celana dibawah mata kaki. Mampu ? bisa tolong anda buktikan wahai tuan gagak yang cerdas. Kau lihat disana, saound2 berjejeran ? mix yang kita pakai, gitar, drum, dan segala perangkat musik. Masih memungkiri kita tak perlu produk luar ? Ohhh,, justru dengan mengekspor ke luar, pendapat negara ini semakin banyak, tidak apa apalah sekali kali menginjak orang untuk meloncat ke tangga yg lebih tinggi.menyengsarakan sedikit komunitas lebih baik daripada membunuh keseluruhan.


Gagak : Hahahaha , aku bukan seorang Apatis... aku anti mereka yang suka teriak Anti! Aku bahagia ada tempat bertengger yang indah disini... tanpa produk2 luar asti tak seindah ini... aku hanya kasihan pada mereka yang mudah terbujuk oleh datangnya produk baru dari luar... sementara masih banyak kalangan yang belum bisa membeli produk lama... itulah sifat remaja era ini... bermimpi agar bisa menjadi pemuda luar negeri... mengapa tak melestarikan bahasa dan budaya dalam negeri saja? Dan siapalagi yang akan menjaga warisan leluhur kita? Atau kau ingin si Malingasia mencuri budaya kita lagi? Hahaha . yayaya aku tahu pendapatan negara kita akan bertambah dengan mengeksport keluar negeri... tapi apa kau mau menjual harga dirimu pada dunia... dan akan tertawa melihat luka saudaramu sendiri? Fikirkanlah kobra! Fikirkanlah! Mungkin bisamu terlalu keras , hingga meracuni fikirmu! Hahaha


Kobra : Setidaknya kau bisa memberi bukti dari perkataanmu, atau mulai detik ini aku menganggapmu sebagai burung beo yg hanya mencelotehkan teori. Yg diperlukan sekrg bukan teori2 yg kadaluarsa, tapi bukti kongkret dan kenyataan yg ada d sekitar kita.. bukan begitu tuan beo.. eh salah, tuan gagak.


Gagak : Hei hei hei! Jangan mengejekku dengan sebutan burung beo... haha kau perlu bukti? Tidak bisa... Kau hanyalah seekor kobra yang tidak bisa terbang... banyak yang sudah kulihat dari atas... dan aku dapat menjangkau kota-kota yang jauh... memberi pesan penolakan dari setiap tempat ketempat yang lain... mengibarkan bendera merah putih dimalam2 tanpa angin... sedangkan kau? Kau hanyalah kobra yang bahkan takbisa merangkak... mungkin kau hanya akan berakhir di jalan-jalan kecil desa sebelah menjadi polisi tidur penyet seperti saudara-saudaramu yang lain... hahaha, mana yang sudah kau kerjakan untuk semua ini? Tunjukkan padaku! Haha


Kobra : Kau hanya melihat semuanya dari atas, namun aku sudah merasakannya , meski tidak semua. Sekedar melihat dan berkomentar tidak lebih baik dari merasakan meski hanya sebagian . berakhir di jalan jalan karna mempertahankan pendapat, itu salah satu cita cita yang kuimpikan sejak dini.  Daripada hanya bertakhta di atas tanpa sedikitpun mencoba untuk merasakan teriakan teriakan tanah ..


Gagak : Kau Boleh Bicara setelah kau dapat melihat keseluruhan... rasakan atmosvernya... kau hanya merelakan dirimu untuk mati kobra! Kau hanya sok membela mereka yang dibawah dan disekitarmu... tanpa tau apa yang terjadi diseluruh penjuru... kau hanya ingin memenangkan sebuah golongan tanpa melihat golongan yang lain? Itu berarti kau egois, pecundang. Lebih baik buang bisamu dan berevolusilah menjadi cacing.


Kobra : Dan kau boleh melihat keseluruhan setelah kau melihat dengan jelas apa yang ada di depan mata, tidak hanya meloncat dari wilayah ke wilayah tanpa melihat benang merah permasalahnnya, kukira benang merah permasalahan ini terletak pada kekakuan dan tidak mau mengikuti perkembangan. Sudahlah, akui saja, kita btuh teknologi, kita btuh pemakaian bhsa yg tidak baku. . karna kebutuhan2 kita pun memaksa untuk memproduksi produk luar !!


Gagak : Ah Permasalahan Semua ini hanyalah mereka termasuk kau yang menyia2kan bahasa indonesia yang seakan kau anggap sebagai pajangan usang dan siap digudangkan! Apa kau mau bahasa kita ini jadi tak berarti seperti Garuda pancasila di ruang2 kelas siswa2 sekolahan itu?


Kobra : bukan di sia sia kan, tapi menempatkan sesuatu pada tempatnya, ah, baik baik, kau memang benar soal garuda itu, lantas kau mau bagaimana ?


Gagak : Memang kau mau menempatkan bahasa pada tempatnya? Bagaimana caramu? Kau hanya bisa menempatkan bahasa indonesia pada tempat sampah kobra! Soal garuda itu... mungkin aku hanya bisa membantu lewat menghafal dan mengamalkan butir2 pancasila yang hampir dihapuskan!


Kobra : Baiklah, aku bertanya padamu. Saat udara panas kau pasti akan memakai pakaian tipis, saat udara dingin , pakaian apa yang akan kau pakai ?


Gagak : Aku memakai baju tebal bodoh!


Kobra : itulah, menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kau sudah paham ?


Gagak : kembali ke konteksnya, Bahasa indonesia yang baku kini tercemari kotoran yang menjijikkan... lalu ? apa kau saring apa malah kau buang ke comberan? Bodoh!


Kobra : Tergantung, aku menempatkan sesuatu pada tempatnya


Gagak : Nah... sekarang yang jadi masalahnya... masih banyak mereka yang disaat menggunakan bahasa indonesia dengan baku malah menggunakan bahasa yang hampir sama sekali tidak baku...


Kobra : Karna mereka tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya


Gagak : Menurutmu bagaimana solusinya ?


Kobra : Kesadaran dari tiap tiap individu !


Gagak : Bagaimana menyadarkannya ?


Kobra : Entah


Gagak : Bagaimana memulainya ?


Kobra : Entah


Gagak : Jangan buat aku muak, aku bertanya padamu


Kobra : Memang


Gagak : Lalu ? jawab !


Kobra : Siapa yg seharusnya menjawab ?


Gagak : Kau !


Kobra : Bukan !


Gagak : Aku ?


Kobra : Bukan !


Gagak : Lantas ?


Kobra dan Gagak : Mereka  semua ! ratusan mata yang membaca tulisan kita ini, yang mungkin kini meratapi diri dengan penuh tanda tanya . . . 

Sebuah Coretan Kolaborasi dari Muhammad Dihlyz Yasir dan Muhammad Nauval Firdaus, Billy Kobra dan Noval MataGagak...

semoga berkenan bagi anda, terimakasih telah membaca :)

1 komentar:

  1. tegang , merinding , bikin sadar ! :)
    llllliiiiiikkkkkkeeeeeeeeee (y)

    BalasHapus